Kemiskinan di luar dinding raksasa kapitalisme Tuntunan hidup warisan Sanjaya dan Purnawarman Khotbahmu lembut manis pembasmi budaya air dan tanah “zaman berubah, jangan diam dalam sejarah berlumut” Yang engkau sendiri diam-diam menjadi perantaraīagi penghancuran hukum adat – jiwa manusia Tak berdaya oleh undang-undang pemanis agitasi Terkoyak basa-basi iklan dan gosip di televisi Menjulur ke beton-beton pemodal penuh awasīahasa bangsamu yang terpuruk di jagad khayali Menendang setiap kepala bersyair ke nerakanya Sambil mendendangkan kinanti-kinanti suciĪpabila puisi tak punya lidah bagi masyarakatĪpa maknanya ikhtiar penyair mencipta-ciptaĭan jika puisi tak mampu hidup di tempat-tempat peribadatanĭengan apa orang-orang membaca derita kemanusiaanīahkan jika puisi lumpuh, buta, tuli dan bisuīagaimana bisa pujangga ambil bagian di kehidupan Mari kita bangun kastil-kastil kepercayaan atas takdirĭengan benteng-benteng nasib yang tersyukuriĭi dalamnya kita akan bertani kedelai dan kecipir Lantas kuruwat tabiatmu dengan ritual kejayaan (jika bukan puisi aku bunuh diri di istana negara!) Sungguh kubenarkan sinisnya bahasa perasaan Yang dipenjara di peti undang-undang dandapati Nelayan, dan janda-janda tua di pasar desa Untuk kumasuki sebagai rumah sejati di duniaĪbadilah kamu, abadilah di bilik nasib petani, Kudongakkan wajah menantang zaman kalatidaĪngin pun membuka pintu-pintu dan jendelanya Sesaklah nafasku oleh serbuan badai akaliĭan gusar hatiku kasar mencakar raga mati suriĭi samping puisi pembakar dirinya sendiri
![free download lagu sekolah minggu ikan mas koki free download lagu sekolah minggu ikan mas koki](https://tabloidmantap.com/wp-content/uploads/2020/11/IMG-20201112-WA0199-1024x682.jpg)
Yang merindukan cinta di balik zaman kalatida
![free download lagu sekolah minggu ikan mas koki free download lagu sekolah minggu ikan mas koki](https://docplayer.info/docs-images/116/220204911/images/6-0.jpg)
Mengawasi ruh-ruh keadilan di mata anak-anak papa Mengambang di pucuk-pucuk menara kuasa makna Huruf-hurufnya dikuliti menjadi luka duka bangsa durjanaīetapa kekalahan sempurna di lapangan kemerdekaanĭengan lidah busuk bernyanyi lagu-lagu kebangsaanĪmisnya rekah dalam bait-bait dandanggula Nama-nama kawindra getir di pelepah pinang tujuh belasan Menatap diri di wajah tirus zaman kalabenduĭengan pensil berlumut dan krayon penuh debu